ASAHAN, Tribunriau, Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 2 (dua) Kaupaten Asahan melaksanakan Proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) melalui Daring selama masa Pandemi Covid19.
Hal itu dikatakan, Rehana Nasty, S.pd yang merupakan guru Bahasa Inggris saat berbincang dengan awak media ini, disela kesibukanya di Kantor Sekolah MTsN2, di Jalan Lastarda, Kelurahan Kisaran Naga, Kecamatan Kisaran Timur, Kabupaten Asahan, Sumut, Senin (30/11/2020).
“Sebagai guru, kita tidak dapat menafikan bahwa kita mengalami kesulitan dalam melaksanakan proses KBM. Kita akan mencoba bagaimana para peserta didik tetap bersemangat dan aktif belajar walaupun dirumah melalui daring”, ujar Rehana.
Masih kata Rehana, beliau pernah menuliskan article di salah satu media cetak pada tahun 2017 dengan judul ‘Pentingnya Menguasai Bahasa Inggris Bagi Para Pelajar’.
“Dan saat ini saya ingin mencoba lagi menuliskan article tentang karya siswa”, ucap Rehana.
Sebagai seorang guru, kata Rehana, dirinya dapat merasakan betapa sulitnya para peserta didik menerima pelajaran bahasa asing melalui daring, karena dengan belajar tatap muka saja mereka terkadang kurang memahami, oleh sebab itu, dirinya tetap menggunakan metode metode yang menarik dalam pembelajaran melalui beberapa aplikasi yang ada diantaranya menggunakan Aplikasi Movavi, E-Learning Madrasah, Sway, Messenger Room, WhatsApp (WA) atau Voice Note.
“Dalam kesempatan ini saya mencoba memberikan tugas yang dapat menarik perhatian peserta didik, sehingga mereka semangat dalam kegiatan belajar mengajar dari rumah”, ujar Rehana.
Adapun tugas pokok pembahasan ‘Greeting Card’ pada kelas VIII yakni membuat kartu undangan seindah mungkin, dimana cara membuatnya melalui Video dan Voice Note yang di share ke dalam group WA kelas VIII A, B dan C, dimulai dari tanggal 11 s/d 16 November 2020 lalu.
“Saya jelaskan secara terperinci tentang Greeting Card melalui video yang saya share ke group WA”, kata Rehana.
Rehana juga mengatakan, bahwa peserta didik diberi tugas, dimana anak diberi kebebasan dalam memilih Greeting Card, kepada siapa ditujukan, contohnya seperti Happy Mother’s Day, Happy Birthda, Happy Teacher’s Day, dan lainnya.
“Bila peserta didik mengalami kesulitan dalam pembuatan Greeting Card, kita arahkan untuk mencari informasi tambahan melalui Youtube atau Google sebagai panduan dan nara sumber”, ujar Rehana.
Selanjutnya, setelah Greeting Card peserta didik juga diminta membuat foto atau dokumentasi, dimana diberi masa tenggang waktu pengiriman tugas selama satu minggu.
“Namun antusias mereka sangat luar biasa, karena dalam waktu 2 atau 3 hari sudah selesai atau sudah menshare foto tersebut dengan Greeting Card hasil karya mereka sendiri”, ujar Rehana.
Selaku guru, Rehana merasa senang dan bangga melihat hasil karya siswanya, karena benar benar kreatif, walaupun belajar secara daring beberapa siswa masih ada yang salah dalam penulisan bahasa inggris, tetapi tidak menjadi suatu hambatan karena masih tahap belajar untuk berkarya.
“Saya tetap bertanggungjawab untuk memberi arahan kepada peserta didik agar kedepan harus lebih baik lagi dengan sistem melalui Voice Note di Aplikasi WA group”, kata Rehana.
Sebagai refleksi terakhir dari proses belajar mengajar para siswa merasa senang dengan mengungkap perasaannya, sebab pembelajaran atau materi yang diberikan oleh guru guru melalui daring dapat mengisi waktu luang mereka dirumah dengan berkarya dan kreatif.
“Semoga proses belajar mengajar jarak jauh (daring) dimasa pandemi covid19 tetap membangkitkan semangat para siswa dalam menuntut ilmu demi cita cita dan masa depan bangsa menuju kemajuan NKRI”, ungkap Rehana. (tec)