Pilpres dan Pemilu yang Damai Dimulai dari Kalangan Elit

0

Menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Umum (Pemilu) pada tahun 2019 mendatang, suasana terasa begitu ‘panas’.

Tak jarang kita lihat, hingga ke warung kopi saja bisa terjadi gesekan antar pendukung, dan itu dinilai imbas dari kelakuan para elit-elit politik.

Mestinya, kalangan elit politik ini dapat memberikan contoh yang baik kepada masyarakat, terutama kepada para pendukung atau loyalisnya yang notabene akan menyampaikan visi-misi para capres atau caleg.

Namun, fakta yang saat ini terjadi, jauh panggang dari api, berharap menghasilkan pemilu dan pilpres yang damai, tapi tidak diikuti dengan perilaku yang baik dan santun.

Jika perilaku-perilaku elit seperti ini terus mengalir tanpa henti, tentunya akan terjadi gesekan yang lebih parah di kalangan bawah dan tidak tertutup kemungkinan akan terjadinya bentrokan antar dua kubu.

Selain itu, pihak Kepolisian, KPU dan Bawaslu yang saat ini berperan dalam perhelatan Pemilu dan Pilpres 2019, juga diharapkan dapat berlaku adil dan bijaksana, tidak membiarkan salah satu kubu berbuat semaunya lalu menerapkan hukum yang sama kepada kubu lain.

Masyarakat, umumnya sudah disulitkan dengan ekonomi yang lemah, jangan ditambah kesulitan tersebut dengan hal-hal yang membuat mereka lupa untuk menafkahi keluarganya.

Dimulai dengan pencabutan nomor urut pasangan capres-cawapres, sebagaimana yang sudah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jokowi-Ma’ruf mendapatkan nomor urut 1, sedangkan Prabowo-Sandi mendapatkan nomor urut 2, dengan itu kita berharap masa-masa kampanye digunakan untuk menyerap aspirasi masyarakat, memberikan ide dan gagasan agar negeri ini dapat lebih makmur dan sejahtera. *